Mengenal Computer dari Tempat Sampah

Oleh: Safri Ishak Anggota HPC dan Alumni Cendana Rumbai.

 

A person wearing glasses

Description automatically generated with low confidencePertengahan tahun 1963 setelah kenaikan kelas 3 SMP Ayah mengajak kami berangkat ke Pekanbaru naik pesawat terbang .... horeee, first time in my life, pesawat jenis Dakota, jumlah tempat duduk sekitar tiga puluh dan kami bersepuluh, berarti sepertiga kapasitas tempat duduk. Pesawat ini agak unik, karena roda belakang lebih kecil daripada roda depan sehingga pada waktu kita duduk dikursi sebelum take off posisi duduk agak mendongak kedepan, kalau sudah mengudara posisi duduk jadi horizontal.

Ayah atas rekomendasi paman saya Ismail Musa diajak bekerja di CPI sebagai teknisi di Central Shop Rumbai, atasan Ayah waktu itu adalah pak Darmo. Kawan ayah yang saya ingat antara lain pak Bugel (Driver Bus Panjang), pak Hakim (Camp Services) dan pak Sakiran (Teknisi).

Ayah dapat badge warna kuning, senang sekali waktu itu setiap bulan dapat pembagian, beras, gula pasir, sabun, minyak makan, minyak tanah, garam dan lain lain. Jatah berdasarkan jumlah anggota keluarga sehingga kami dapat sepuluh paket.

Kami tinggal di rumah kontrakan di Kampung Bedeng, tidak jauh dari rumah ada Klinik dan Bus Station milik perusahaan. Kalau mau ke pasar di Pekanbaru kami naik Bus Panjang, kepalanya menggunakan kepala trailer dan badan bus yang ditarik mirip gerbong kereta api.

Mak suka mengajak saya belanja ke Pasar Bawah Pekanbaru, utamanya beli ikan asin, belacan, bawang dan cabe. Kalau sudah punya persediaan bahan-bahan tadi, aman, ikan asin digoreng, belacan dan cabe buat sambal belacan, sayur utama nangka muda direbus, makan sampai kenyang. Saking seringnya nangka muda diambil, kadang-kadang kami kehabisan stock, sehingga suka minta sama tetangga, untungnya tetangga memaklumi keadaan kami, sembilan anak yang lagi lahap-lahapnya makan.

Saya dan kakak saya sekolah di SMP Indrapura Rumbai yang biasa disebut juga SMP Goni, konon sekolah tersebut didirikan oleh pegawai perusahaan dengan modal jualan karung (goni) bekas. Waktu kami masuk sekolah, kami merupakan angkatan pertama kelas tiga bersama sepuluh teman-teman sekelas, antara lain Sucipto, Cory, Lydia, Irene, Hasnam, Djafar dan Iwan Tekong. Karena PT Caltex Pacific Indonesia merupakan perusahaan asing, maka teman teman kami anak pegawai sangat mahir berbahasa Inggris dan kami yang belum pernah jumpa orang asing sangat ketinggalan dan paling tersiksa pada waktu mengikuti mata pelajaran tersebut.

Diwaktu luang saya dan adik suka mencari burung dihutan kecil dibelakang rumah, atau hutan kecil diluar perumahan Catex disekitar KM 6 ½ perumahan paling Caltex ujung kalau tidak salah hanya ada sekitar enam rumah.

Text, letter

Description automatically generatedMulai dari hutan dekat Golf Driving Range lama sampai arah keluar jalan menuju jalan umum, banyak burung murbah dan burung Punai mencari makanan. Untuk berburu burung saya menggunakan ketapel yang saya buat sendiri.

Pulang dari mencari burung kami lewat kompleks perumahan dan perkantoran Caltex, salah satu tempat yang kami tuju adalah tempat pengumpulan sampah kantor yang terletak dibelakang Main Office. Yang kami cari adalah computer printout yang berbentuk continuous form, qualitas kertasnya bagus dan biasanya bagian belakangnya masih bersih sehingga bisa dipakai untuk catatan sekolah atau buat kertas buram atau kertas scratch.

Disamping continuous form yang menarik perhatian saya adalah punch card yaitu kartu computer yang ada lubang lubangnya. Terbetik dalam pikiran saya buat apa kartu berlubang lubang lubang tersebut.

Belakangan saya baru tahu bahwa kartu tersebut dipakai untuk merekam data input dan untuk membuat computer program. Data Entries Kepegawaian, data Accounting dan data lainnya direkam di punch card lalu dipakai untuk meng-update data Personalia, Finance dan lain lain yang disimpan dalam Magnetic Tape Cartridge (mirip pita kaset tapi ukurannya lebih besar).

Dari tempat pembuangan sampah kantor Caltex Main Office itulah saya pertama kali mengenal Computer (walaupun belum pernah melihat wujud computer).

Alhamdulillah waktu ujian akhir SMP kami berdua ikut lulus dan saya kebetulan dipanggil naik panggung pada malam inagurasi. Kemudian kami melanjutkan sekolah ke SMA 1 Pekanbaru, salah satu adik saya sekolah ST, juga di Pekanbaru dan adik-adik yang lain sekolah di SR Negri Rumbai.

Semester pertama SMA, Ayah mengajak pindah lagi ke Jakata, menurut orang tua saya, walaupun makan cukup tapi kalau kita terus tinggal di Rumbai akan susah melanjutkan sekolah nantinya, lokasi sekolah jauh dari rumah.

Tahun 1964 kami kembali ke Jakarta, waktu itu kami (total 11 passengers, adik bungsu kami lahir di Rumbai Hospital) naik pesawat jenis Convair. Pesawat Convair lebih besar daripada pesawat jenis Dakota dan posisi duduk sudah horizontal.

Saya dan kakak lulus SMA di Jakarta dan Alhamdulillah kami berdua berhasil lolos saringan ujian masuk UI, kakak kuliah di Fakultas Hukum dan saya kuliah di Fakultas Teknik Sipil. Masuk UI tahun 1967 masa belajar di SMA satu tahun setengah, satu Angkatan dengan Bapak Humayun Bosha dan dibawah Angkatan Bapak Ismatullah Gani.

Naik tingkat tiga saya DO, ayah sakit dan meninggal dunia tahun 1972, tinggallah Mak dengan Sembilan anak yang sekolah mulai dari Universitas sampai dengan Taman Kanak Kanak.

Kakak saya berhenti kuliah dan bekerja, saya berhenti kuliah lalu mengajar di SMA dan Alhamdulillah diujung tahun 1970 paman saya Ikhyar Musa yang bekerja di IBM mengajak saya kursus FORTRAN di kantor PU Kebayoran, teman sekelas saya dari beberapa instansi antara laian yang saya ingat Bapak Kusumahati yang belakangan menjadi salah satu pejabat di bagian Computer Kantor Pusat Pertamina.

Selesai kursus Fortran saya bekerja di salah satu perusahaan pionir computer di Indonesia yaitu PT PAN Systems.

Di PT PAN Systems saya ikut bermacam macam IBM Courses antara lain Introduction to Computer Programming, RPG, COBOL dan Assembler. Programing languages yang umum dipakai adalah RPG (Report Program Generator) dan COBOL (Common Business Oriented Language). Ikut mendevelop HR & Payroll Systems, Accounting Systems, Market Survey, Tagihan Pelanggan Telkom dan lain lain.

Awal tahun 1975 saya melamar kerja ke PT Clatex Pacific Indonesia dengan background Computer Programmer, beberapa pertimbangan saya antara lain adalah ada fasilitas perumahan, sekolah lengkap sampai SMA, fasilitas olahraga, kesehatan dan fasilitas umum lainnya dan yang paling menarik adalah kelengkapan computer baik hardware, software dan application systems serta kesempatan belajar yang sangat luas. Tanggal 18 Maret 1975 saya mulai kerja di PT CPI sebagai Programmer dan mendapat assignment mengerjakan dan me-maintain Payroll Systems dibawah supervisi senior saya mas Taslim Malik.

Alasan non teknis kerja di Caltex adalah pengen punya badge warna merah, bisa masuk Rumbai Country Club dan boleh belanja di Commissary.

 

Safri Ishak, ex Badge #14428

A person wearing glasses

Description automatically generated with low confidenceMasa kerja 18 Maret 1975 - 1 Juli 2004.

Masuk kerja di bagian EDP Electronic Data Processing sebagai Programmer, lalu dipindah ke PM&C (Procurement & Material Control) sebagai Superintendent, terakhir dipindah lagi ke IT (Information Technology) sebagai Consultant dan pensiun tahun 2004.