AYAM DILARANG BERKOKOK

Suatu hari ketika sedang berada dalam Computer Room, salah seorang Computer Operator bercerita bahwa kemarin rumah salah seorang kawan kami dalam Camp (Kompleks Perumahan Perusahaan) didatangi Security. Kawan kami bertanya apa pasal sehingga petugas Security datang ke rumah, petugas menjawab ada laporan ayam peliharaan bapak berkokok, dalam camp dilarang memelihara ayam. Ala Mak dalam camp ayampun dilarang berkokok.

Memang untuk menjagaketertiban dan ketentraman” dalam camp maka penghuni harus mematuhi beberapa peraturan di antaranya dilarang memelihara (berternak) hewan atau unggas, dan menanam berkebun, khususnya menanam buah-buahan.

Saya dan keluarga kemudian dapat assignment rumah baru dalam camp yang sama. Ketika membuka area tersebut lapisan top soilnya dikupas dan semua pohon yang ada digledor. Sehingga kami tinggal di rumah yang tidak ada pohon satupun, hanya rumput yang baru ditanam. Yang saya lakukan adalah menyiapkan beberapa lubang untuk menanam pohon. Tanahnya keras minta ampun, tanah liat campur pasir yang sudah mengeras mirip batu. Untuk membuat lubang permukaan tanah dipacul sedikit lalu dimasukkan air dan dibiarkan seharian, baru lubang digali, dimasukkan air lagi, didiamkan lagi. Berkali-kali sampai lubang siap diisi dengan topsoil dan pupuk. Kebetulan di sekitar kompleks masih ada “hutan” sehingga saya bisa mengambil topsoil dan humus. Pupuk saya beli di peternakan ayam yang tidak terlalu jauh dari camp.

Macam macam pohon jambu air saya tanam, ada juga pohon kelapa, asam jawa, jambu bol, kedondong, pohon buni, mangga, sawo kecik dan pohon durian. Untungnya tidak ditegur atau dilarang oleh petugas Camp Services. Disamping teduh, asri dan dapat buah gratis, keuntungan lain adalah anak anak kami jadi mengenal jenis dan buah pohon yang kami tanam.

Ayam Merawang

Ayam Pelung Cianjur
Sumber Wikipedia

Ayam Merawang

Ayam Merawang Bangka Belitung

Ayam Merawang

 

Saya pernah mendapat "surat cinta" dari Manager Camp, karena saya membuat kandang dan memelihara ayam. Saya menganggap ayam adalah pet bukan hewan atau unggas ternak, sama seperti anjing yang banyak dipelihara oleh para expatriate. Surat cinta tadi saya balas dan menjelaskan mengapa saya memelihara ayam dan mempersilahkan petugas Camp untuk datang ke rumah dan mengevaluasi apa yang salah dengan “pet” kami. Alhamdulillah case closed dan ayam pelung saya selamat. Ayam Pelung yang dibawa oleh salah satu kawan dari Cianjur itu terkenal dengan suara kokoknya yang panjang.  Kokoknya panjang,mulai dari kepalanya di atas, lalu merunduk sampai menyentuh tanah.

Selain Ayam Pelung yang merupakan ayam khas Cianjur ada juga Ayam Merawang yang merupakan ayam khas Kepulauan Bangka Belitung. Ayam Merawang merupakan salah satu dari 32 rumpun ayam lokal (ecotype) Indonesia yang berasal spesies Gallus-gallus, family Phasianidae (Nataamijaya 2010). Pertama kali ayam Merawang dibawa oleh penambang timah dari daratan Cina ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar 300 tahun lalu. Dalam perkembangannya ayam ini sudah beradaptasi di daerah setempat sehingga ayam Merawang menjadi ayam lokal yang berasal dari Desa Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dan merupakan sumber genetik serta aset masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sangat potensial untuk dikembangbiakkan baik dalam skala kecil ataupun komersial sehingga dapat membantu pemenuhan protein hewani secara mandiri serta meningkatkan pendapatan petani.

Setelah kasus tadi, banyak kawan-kawan yang memelihara ayam “pet” dalam camp. Alhamdulillah, sejak itu ayam naik pangkat jadi "pet" dan sudah boleh berkokok dalam camp.
Tebet 11-May-2021 (Safri Ishak)